Seperti dilansir Reuters, Menteri Kebudayaan Perancis Frederic Mitterrand mengatakan, urusan digitalisasi buku itu tak boleh diserahkan kepada perusahaan-perusahaan swasta. Selain itu, pemerintah juga harus memikirkan kebijakan yang tepat.
"Komite akan diminta untuk menyatukan pandangan nasional dan menyusun posisi bersama," ujar Mitterrand.
Sebelumnya, Google berencana untuk memindai jutaan buku dan mempublikasikannya secara online. Hal itu merupakan bagian dari kesepakatan dengan organisasi penulis-penulis ternama Amerika Serikat, Authors Guild. Rencana itu dipuji, karena akan membuka akses yang luas terhadap buku-buku, tapi juga dicela dengan alasan antitrust, hak cipta, dan alasan-alasan pribadi lainnya.
Mitterrand mengaku tak didorong rasa antiamerikanisme. Dia hanya menginginkan Uni Eropa memiliki platform digitalisasi buku, arsip, dan gambar, agar dapat memainkan peran yang lebih penting pada masa mendatang. Tak hanya itu, dia jgua mengatakan para menteri bermaksud meningkatkan pendanaan.
Penerbit Prancis menuduh Google mengeksploitasi warisan sastra negara mereka. September silam, mereka meminta pengadilan Paris untuk mendenda perusahaan internet tersebut, jika masih terus mendigitalkan buku-buku mereka. Keputusan pengadilan tersebut baru akan dibacakan 18 Desember mendatang.(IRN)
Sumber : Liputan6.com
Berita dan Informasi Ter-Update Lainnya
Bagi yang ingin memposting Lirik Lagu / Puisi / Pantun dengan mudah dan akan langsung terposting, silahkan langsung menuju ke sini «« langsung ya diklik biar segera menuju TKP!
0 comments:
Posting Komentar