Related Posts with Thumbnails

Sample Text

Definition List

Text Widget

Popular Posts

rss

Kamis, 23 Juli 2009

Home » Istri Nurdin M. Top ditangkap

Istri Nurdin M. Top ditangkap


aNnoarea News. 23/07/2009 10:35:40 CILACAP (KR) - Tim Densus 88 Mabes Polri menjemput paksa keluarga Bahrudin Latif (BL) alias Baridin di Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (22/7) sekitar pukul 10.00. Sementara Baridin yang juga pengasuh Ponpes ‘AM’ di Desa Pasuruhan Kecamatan Binangun, Cilacap, hingga kini belum jelas keberadaannya.
Keluarga Baridin yang dijemput paksa petugas adalah Astuti (istri Baridin), Arina (putri Baridin) yang disebut-sebut sebagai istri Noordin M Top, serta dua cucu Baridin, Aula dan Daud. Mereka dijemput paksa Tim Densus 88 dari rumah kerabatnya, Wasum, di sekitar kompleks ponpes tersebut.
Sesampai di rumah Wasum, Tim Densus 88 itu langsung mendobrak beberapa pintu rumah hingga rusak. Saat ditangkap, Arina sempat protes karena penjemputannya tanpa didampingi pengacaranya dari Tim Pembela Muslim (TPM). Polisi juga menyita tiga buah seluler milik Iin anak Wasum, Mahfudz pimpinan Ponpes ‘AM’ dan milik keluarga Baridin.
Penjemputan paksa atau penangkapan tersebut mengagetkan warga setempat. Apalagi kedatangan Tim Densus 88 yang terdiri 20 personel dengan bersenjata lengkap dan sebagian mengenakan rompi hitam serta penutup wajah langsung menodongkan senjata ke arah warga di sekitar pesantren. Aksi mereka sempat membuat ketakutan anak-anak TK ‘AM’ yang hendak pulang sekolah.
Kepala Desa Pasuruhan, Watim Suseno, membenarkan ada warganya dijemput paksa. Namun dia mengaku tidak tahu persis prosesnya, karena ketika mendatangi Ponpes ‘AM’, diketahui keluarga Baridin sudah dalam keadaan terikat, termasuk pimpinan Ponpes ‘AM’ Mahfudz. ”Saat itu kami memang sempat meminta agar Mahfudz dilepas karena dalam surat penangkapan hanya disebutkan Ny Astuti istri Baridin dan Arina anaknya,” katanya.
Menurut Watim, Astuti dan Arina serta dua cucu Baridin baru pulang ke Pasuruhan, Binangun, Cilacap pada Senin (20/7). Kepulangannya tanpa didampingi Baridin dan menantunya yang selama ini dicari Tim Densus 88.
Watim sempat mengobrol dengan keluarga Baridin dan meminta penjelasan di mana keberadaan Baridin dan juga identitas suami Arina. Menyangkut identitas suaminya, Arina mengatakan bernama Ade Abdul Halim asal Makassar. Namun Arina mengaku tidak tahu persis tentang keluarga suaminya karena belum pernah dikenalkan, kendati sudah menikah sejak empat tahun lalu.
Anggota TPM Akhmad Kholik mengatakan Arina memang tidak tahu banyak tentang suaminya, apalagi diidentifikasi sebagai Noordin M Top. Hanya saja, katanya, suami Arina sering bepergian ke luar kota. Terkadang bepergian sendiri, kadang pula bersama Baridin mertuanya.
Sementara itu, siapa dua pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, hingga saat ini belum teridentifikasi.
*Bersambung hal 27 kol 1
Namun berdasarkan hasil penyelidikan tim Disaster Victim Identification (DVI), pelaku peledakan di Marriott seorang anak muda yang masih berusia antara 16-17 tahun. Dalam upaya mengungkap identitasnya, polisi telah merilis sketsa wajah kedua pelaku pengeboman berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh di lokasi kejadian.
Menurut Kepala DVI Eddy Suprawoto, ciri-ciri pelaku peledakan bom di JW Marriott adalah laki-laki berusia antara 16-17 tahun, kulit lebih putih, rambut lurus hitam dan pendek, tinggi badan 180 cm dan ukuran sepatu antara 42-43. Sedangkan pelaku di Ritz Carlton adalah laki-laki, umur kira-kira 40 tahun, kulit sawo matang, rambut lurus pendek dan hitam, serta tinggi 165 cm.
Polisi juga meminta bantuan masyarakat yang mengenali dua sketsa wajah yang diumumkan, supaya menghubungi nomor telepon 021-725658 atau 081383950059.
Eddy Suprawoto menegaskan, hasil penyelidikan timnya telah menemukan kecocokan antara serpihan tubuh pelaku dengan bagian-bagian tubuh yang tertinggal di kamar 1808 Hotel Marriott. ”Salah satu peralatan memiliki kecocokan, sehingga potongan ini (pelaku di Marriott) yang pernah tinggal di kamar 1808,” jelasnya.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Nanan Sukarna menambahkan, saat ini fokus penyelidikan Polri tertuju pada dua potongan kepala yang ditemukan di lokasi kejadian. ”Kita sudah melakukan pemeriksaan secara seksama kepada keluarga-keluarga yang merasa kehilangan keluarganya dalam peristiwa ini. Tapi hingga saat ini tidak ada yang cocok,” katanya.
Nanan memastikan, berdasarkan registrasi di hotel inisial yang meledakkan Hotel JW Marriott adalah N. ”Inisialnya dipastikan N, tapi belum tentu sama dengan Nur Said yang saat ini beredar,” ujarnya.
Terhadap dua nama yang pernah dicurigai sebagai pelaku, yakni Ibrahim dan Nur Said alias Nur Hasbi, setelah dilakukan pemeriksaan dan hasil reka ulang sketsa wajah tidak ada kecocokan dengan mereka. Hasil tes DNA juga mempertegas tidak ada kemiripan antara Ibrahim dengan dua pelaku bom pada Jumat, 17 Juli pagi itu.
Ibrahim adalah karyawan bagian florist atau perangkai bunga di Hotel Ritz Carlton. Namun, sejak kejadian ledakan bom di dua hotel mewah itu, Ibrahim langsung menghilang. Istri Ibrahim, Sucihani, di Kuningan, Jawa Barat juga mengaku bingung dengan belum diketemukan suaminya.
Terkait kasus bom, penasihat Ponpes Al Mukmin Ngruki Kabupaten Sukoharjo, Abu Bakar Ba’asyir mengaku tidak kenal dengan pelaku bom bunuh diri di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton Jakarta. Menurut Ba’asyir, aksi bom bunuh diri tersebut harus ada analisis tersendiri dan hal itu menjadi wewenang polisi. ”Kalau polisi mau jujur, saya yakin pasti ada keterlibatan Central Intelligence Agency (CIA) dari AS dalam kasus peledakan bom di Mega-Kuningan,” ujarnya sembari menambahkan, sebagai hotel mewah yang penjagaannya sangat ketat kenyataannya pelaku bisa memasukkan bom ke dalam hotel kemudian meledakkannya.


Berita dan Informasi Ter-Update Lainnya
Bagi yang ingin memposting Lirik Lagu / Puisi / Pantun dengan mudah dan akan langsung terposting, silahkan langsung menuju ke sini   «« langsung ya diklik biar segera menuju TKP!

0 comments:


Posting Komentar